Senin, 11 April 2011 | By: Menulis Itu Mudah....

Tukang Kibul

Oleh: Juniarti

Aku mempunyai seorang teman, sebut saja namanya Tegi. Ia rajin, ramah, dan suka sekali bercanda. Tak seorang pun menyangka kalau ia bakalan jadi anak yang suka mengerjai teman-temannya.
Mula-mula hanya ringan, seperti yang ia lakukan kemaren pada Nita, ia bilang kalau Nita dicari Yeni, anak kelas sebelah. Padahal sebenarnya, tak ada seorang pun yang mencari Nita. Setelah tahu yang sebenarnya, Nita balik ke kelas dengan muka merah dan langsung melabrak Tegi karena membuat dia malu di kelas sebelah. Tegi dan teman-teman sekelas tertawa melihat muka Nita yang tidak karuan lantaran malu dan marah. Sejak saat itu Tegi senang sekali mencari mangsa untuk dikerjain. Buat hiburan, begitu katanya. Utari teman sekelasku juga pernah jadi mangsanya Tegi. Saat itu Utari tengah mencari Hadilah, dan ia bertanya kepada Tegi. “Tegi apakah kamu melihat hadilah? Dia pergi ke kantin” jawab Tegi. Merasa tidak tahu bahwa sebenarnya Tegi sedang berbohong, dan padahal Tegi tidak tahu Hadilah pergi ke mana. Utari pun segera mencari Hadilah ke kantin, dilihatnya satu persatu orang yang ada di kantin, tetapi tidak nampak batang hidung Hadilah di sana, ia pun merasa bahwa Tegi sedang mempermainkannya. Utari pun hanya menghela nafas dan menggeram kesal dengan Tegi.
Keesokan harinya Tegi beraksi lagi dan kali ini adik kelas atau junior angkatan 2010 yang ia jadikan mangsa untuk dikerjain. Sebut saja namanya Lara, Tegi mengatakan kalau Lara sedang di cari oleh kakak seniornya yang bernama Juwita, katanya Juwita sedang marah-marah dengan Lara, merasa junior yang baru masuk kuliah 2 bulan dan sedang menjalani masa orientasi sekolah (ospek) lara pun merasa ketakutan dan pergi mengahadap Juwita, saat itu Juwita sedang belajar kelompok dengan teman-temannya di ruang tujuh. Dengan mimik muka yang cemas dan takut Lara pun menghampiri Juwita dan berakata “ada apa ka’ mencari saya? Juwita pun heran dan kaget dengan kedatangan Lara yang hanya diam dan menunduk bertanya kepada Juwita. Juwita pun berkata “kamu kenapa?saya tidak mencari kamu. “Tapi bang Tegi bilang kakak tadi mencari saya? Jawab lara.”Ah...sudahlah. sahut Juwita. Lara pun keluar ruangan dengan muka yang pucat dan malu. Kali ini ulahnya tambah berani. Ia mengibuli teman-teman yang katanya dipangil sama bu Anu atau pak Anulah. Anak-anak yang dia kerjain jadi kalang kabut, mereka percaya saja sama Tegi karena sasaran Tegi sangat tepat, yaitu mereka yang baru saja bikin ulah di kelas. Lama-lama temannya sudah hapal dengn ulah Tegi itu. Sekarang mereka menyusun rencana buat memberi pelajaran pada si tukang kibul itu. “ Tegi, kamu di panggil tuh sama Bu Seli di ruang BP, kemarinkan kamu yang jadi provokator ngebolos!” wajah Tegi pucat, ia membayangkan bakalan kena semprot sendirian. Harus bilang apa dia nanti pada Bu Seli yang terkenal sangat disiplin dan galak itu. Tegi tambah cemas. Ia minta salah seorang temannya untuk menemani. Dia khawatir kalau-kalau nanti kehabisan nafas di tengah jalan. Tapi tak seorang pun yang mau menemaninya. Inilah saat-saat yang menyenangkan yang dirasakan teman-temannya karena melihat si Tukang Kibul kena kibul.
Akhirnya dengan segenap keberanian yang telah ia kumpulkan Tegi menuju ke ruang BP. Semua temannya mengikutinya dari jarak yang agak jauh. Setelah beberapa lama Tegi keluar dengan muka merah, entah karena malu atau marah. Semua temannya segera menyambutnya dengan ejekan dan tertawaan tanda puas. Kali ini ia benar-benar tak berkutik, hanya bisa nyengir. Sejak kejadian itu Tegi si Tukang Kibul tak lagi suka ngibul. “Aku udah insyaf.....!”begitu katanya. entah kali ini dia benar-benar sudah insyaf, atau masih juga ngibulin kita.

0 komentar:

Posting Komentar