Senin, 11 April 2011 | By: Menulis Itu Mudah....

Pemulung Yang Kaya Hati

Oleh: Rusmarini

Warga sekitar sama sekali tidak pernah merasa resah dengan kehadiran pemulung tua itu, meskipun ia selalu mengais-ngais sampah yang ada disekitar tempat sampah. Meskipun demikian ia selalu membersihkan sampah-sampah yang berserakan di jalan tersebut sehingga lingkungan jadi terlihat sanggat nyaman”.

Saat matahari menyengat dengan sangat panasnya sehingga kulit terasa terbakar saat tersengat matahari yang panas ini. Seseorang yang sangat kuat dengan tulang-tulangnya yang sangat rapuh masih tetap bekerja walaupun matahari yang sangat menyengat membakar kulitnya. Kami berjalan menyusuri jalan Gajah Mada saat kami hendak pergi kesebuah rumah sakit di jalan Siam di Gajah Mada. Saat kami melintasi sebuah tempat sampah disekitar jalan Siam tersebut aku melihat seseorang yang masih harus bekerja dengan sangat sigapnya untuk kebutuhan hidupnya.

Ana (23) warga sekitar jalan Siam, mengatakan “aku merasa kasihan kepada Bapak itu, seharusnya di usia tua ini ia tak perlu lagi bekerja. Tapi apa boleh buat, dia kan harus memberi makan anak istrinya.” Wanita separuh baya itu berkata. Setelah memberikan komentarnya terhadap pemulung yang masih tatap sibuk dengan pekerjaanya untuk mencari barang-barang bekas yang masih tersisa, aku merasa tertarik untuk menanyakan kembali kepada warga yang ada disana. Agus (35) mengatakan, “sebenarnya ia itu orang yang sangat hebat mbak, dimasa tua yang sudah tak produktif lagi ia masih kuat untuk melakukan pekerjaan untuk keluarga, setidaknya ia kan tidak minta-minta. Ia mau berusaha walaupun hanya menjadi pemulung.” Katanya.

Bagi warga disekitar jalan Gajah Mada ini Bapak pemulung yang sudah tua ini bukanlah seseorang yang meresahkan warga sekitar karaena dia seoarang pemulung yang mungkin seperti pemulung-pemulung yang lain selalu meresahkan warga sehingga warga sering kehilangan barang-barang ynag masih berguna untuk warga. Pemulung yang satu ini selalu berhati-hati saat memungut barang yang sudah tidak terpakai lagi sehingga tidak merugikan warga sekitar, lagi pula ia selalu meminta ijin dahulu sebelum mengambil barang-barang yang ada disekitar rumah warga sehingga warga tidak menjadi resah.

Rudi (42) satpam Kharitas Bakhti, mengatakan “ia sama sekali tidak pernah meresahkan warga disekitar komplek ini, apalagi mengambil barang-barang warga yang masih terpakai, aku pernah melihat kalau Bapak ini selalu memberi makanan kepada anak-anak jalanan yang ada disekitar sini, walaupun ia juga tidak mampu sih, setidaknya orang seperti dia memiliki hati yang baik walaupun ia penuh kekeurangan”. Menurut beberapa warga yang ada disekitar kompleks ini berpendapat kalau mereka sama sekali tidak merasa resah dengan pemulung ini, malahan mereka merasa kasihan karena seseorang yang sudah tua seperti ini seharusnya sudah tidak berkerja keras seperti ini lagi.

Saat kami hendak pulang dari seminar di Kharitas Bhakti, kami melihat lagi Bapak pemulung tersebut. Aku sedikit penasaran dengan pendapat-pendapat yang dikatakan warga sekitar tentang pemulung tersebut. Setelah melihat sedikit apa yang dilakukan pemulung tersebut ia bekerja dengan sangat sigapnya walaupun badanya yang sangat kurus dan sudah sangat tua ia tetap semangat mengerjakan tugasnya sebagai pemulung selama bertahun-tahun ia lakukan.aku berniat untuk meyapa dan bertanya sedikit tentang apa yang ia lakukan. Umar (56) pemulung jalan Siam, “tidak ada yang dapat Bapak lakukan lagi di usia tua ini nak. Bapak hanya bisa melaukan hal seperti ini nak, walaupun usia sudah tua Bapak tetap harus melakukannya untuk anak dan istri bapak.” Saat ditanya seperti itu Bapak tersebut berhenti membersihkan sampah-sampah yang berserakan di jalanan. Saat kuperhatikan lagi ada hal yang berbeda denga bapak tersebut, selain ia mencari barang-barang bekas sesekali ia memungut samaph-sampah yang beserakan dijalanan sambil memungut barang-barang yang ia butuhkan untuk dijual.

Aku bertanya kemabali tentang yang ia lakukan tersebut dan ia mengatakan “Bapak kan mencari makan disini nak, jadi Bapak juga harus menjaga kebersihan di sekitar sini juga. Kalau temapatnya bersih kita juga yang merasa nyaman melihatnya kan?”. Mendengar perkataan bapak tersebut aku jadi meras sanggat ibat terhadap bapak tersebut karena seseorang yang sudah sangat tua seperti ia masih memperhatikan kebersihan lingkungan, tapi kenapa kita tidak?.

0 komentar:

Posting Komentar