Selasa, 05 April 2011 | By: Menulis Itu Mudah....

SEMARAK MALAM PENUTUPAN APRAS

Oleh : Fitri Heryani Widyartika

Malam penutupan Aksi Permainan Rakyat Anak Sastra (APRAS), Kamis (17-3) yang dimulai pukul 18.30WIB berlangsung dengan lancar. Setelah beberapa hari melaksanakan permainan tradisional, malam ini merupakan malam yang dinanti-nantikan.

PONTIANAK - Setelah beberapa hari melaksanakan permainan rakyat antar angkatan, Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMBASI) menggelar malam penutupan kegiatan Aksi Permainan Rakyat Anak Sastra (APRAS). Malam penutupan APRAS, diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang dan hiburan dari mahasiswa HIMBASI. Juara umum pada kegiatan APRAS diraih oleh mahasiswa XI B.

“APRAS ini kegiatan pra Chairil Anwar (CA) dan ultah HIMBASI. Khusus pra CA kita memang buat kegiatan internal, APRAS ini pun baru pertama diadakan. Kalau tahun-tahun sebelumnya tidak ada kegiatan internal, maka tahun ini APRAS adalah kegiatan internal,” kata Ketua HIMBASI, Fuad Setiadi.

Ia mengungkapkan, kita selama ini jarang mengadakan kegiatan internal yang hanya diikuti anggota HIMBASI sendiri. Kita selama ini lebih suka mengadakan acara untuk siswa, mahasiswa di luar HIMBASI, jadi sekaranglah saatnya kita menjalin solidaritas sesama anggota HIMBASI. Karena pertama diadakan, jadi masih belum maksimal. Masih banyak kesalahan sistem perlombaan, banyak kritikan, tapi usahanya sudah maksimal.

Anita Boru Hutapea, satu diantara pemain galah hadang, mahasiswa semester XI, mengungkapkan “perasaanku senang walaupun kalah asal tidak didiskualifikasi, kan malu menyerah sebelum berperang” ujarnya yang ditemui saat malam penutupan APRAS.

Dia kembali mengungkapkan, “saya sangat setuju dengan dilaksanakannya APRAS ini, karena dengan diadakannya APRAS maka keakraban antar angkatan semakin mantap” ujarnya.

Lain halnya dengan Tegi Subiarto, Mahasiswa Semester XI, ia mengatakan, “di APRAS aku ikut bermain kelereng dan kelayang saja. Dalam permainan kelereng aku gugur disemifinal. APRAS bisa dibilang kreatif, karena itu kan permainan rakyat yang sudah mulai dilupakan, dengan APRAS seolah membangkitkannya lagi. Meski PARAS hanya untuk anggota HIMBASI, bagiku itu acara besar, karena APRAS membawa budaya dan mengingatkan ku sewaktu kecil yang suka bermain layangan. Perasaan aku waktu menang lomba kelayang ‘PUAS’ karena tidak sia-sia aku belajar bermain layagan dari kecil.

Ketua Pelaksana APRAS, Tri Susestiadi menyatakan “kegiatan ini belum secara maksimal, buktinya msih ada peserta yang complain tentang kinerja panitia. Selain itu kegiatan tidak berlangsung dengan waktu yang ditentukan hingga telat setengah jam. Namun perlombaan tetap berlangsung kemudian ada peserta yang protes mengenai skema pertandingan.solusinya panitia mengubah skema tersebut sesuai permintaan peserta yang bersangkutan”.

Ia kembali mengungkapkan “Kegiatan APRAS hanya seputar permainan rakyat karena hal ini disesuaikan dengan tema yang kami ambil yaitu Tingkatkan Solidaritas dan Galakkan Kembali Permainan Tradisional Bersama HIMBASI. jJadi kami mengadakan lomba-lomba tradisional yang cukup menjamur di Indonesia seperti kelereng, bakiak, layang-layang, tarik tambang dan galah hadang.

0 komentar:

Posting Komentar