Minggu, 27 Maret 2011 | By: Menulis Itu Mudah....

Tiger Sylva Untan Teliti TN

Oleh: Syarif Yandi

Nanga Pinoh. Team of Interpreter and Guide for Environmental Research (Tiger) Sylva Pengurus Cabang Universitas Tanjungpura (Untan) melakukan penelitian di Taman Nasional (TN) Bukit Baka-Bukit Raya (BKBR). Sebanyak 17 pemerhati muda ini meluncur ke Bukit Baka mulai Jumat (11/2). Mereka akan meneliti tujuh macam flora dan fauna yang ada di setiap 200 meter ketinggian bukit yang masuk dalam wilayah Melawi ini. Tujuannya untuk mendapatkan data-data keanekaragaman TN yang masuk dalam gugus pegunungan Muller Swaner ini. Penelitian ini juga tidak terlepas pada kepentingan Heart of Borneo (HoB) atau jantung Kalimantan yang menjadi program perlindungan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

“Kita terdiri dari 17 orang yang dibagi dalam tujuh kelompok pemerhati yang akan mengamati tujuh kelompok flora dan fauna yang ada di Taman Nasional Bukit Raya,” kata Ketua Pelaksana Tim Ekspedisi, Harri Rahmadani, ditemui sebelum menuju TN, kemarin.

Lantas dijelaskannya flora dan fauna yang akan diperhatikan berupa vegetasi, primata, amfibi dan reptil, anggrek, dan serangga. Kemudian jamur dan lumut. Kesemua aspek penelitian ini akan dibuatkan film demomenter.

“Tujuh Kelompok pemerhati ini akan memerhatikan tujuh item (pernyataan, red) yang telah dibagi. Penelitian akan dilakukan setiap 200 ketinggian. Hingga itu, diprediksi kami akan di lapangan selama sepuluh hari efektif,” ulasnya.

Lebih jauh, Harri menerangkan tim ingin mengetahui hubungan tingkat ketinggian dengan ragam flora dan fauna. Apakah ada perbedaan flora dan fauna di setiap 200 meter ketinggian bukit baka. Kemudian sejauh mana keragaman yang ada di masing-masing ketinggian tersebut. Jenis flora dan fauna apa saja yang ada, termasuk ingin menemukan flora dan fauna yang langka. Seperti istilah bertanduk. Mantan Ketua Sylva Untan 2009-2010 ini menerangkan, dalam konteks program HoB sangat dana keanekaragaman makhluk hidup ini sangat penting. Selain itu agar mengetahui biodiversiti yang ada di kawasan yang dilindungi tersebut. Mesti begitu, ia sangat mengharapkan lembaga lokal yang konsen dengan lingkungan serta Pencinta Alam (PA), agar lebih mendukung konsep penelitian dalam setiap kali melakukan kegiatan. Misalnya, jika akan ekspedisi agar bisa mengambil dokumentasi dan data-data yang ada di lokasi ekspedisi.

“Dana dan dokumentasi ini bisa juga dilakukan untuk meningkatkan perhatian terhadap lingkungan, melalui publikasi-publikasi pada seluruh masyarakat,”

0 komentar:

Posting Komentar