Minggu, 27 Maret 2011 | By: Menulis Itu Mudah....

BBM SULIT, HARGANYA MEROKET

PONTIANAK. Antrean kendaraan roda dua dan empat di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (11//3/2011), masih terjadi, tetapi tidak sepanjang empat hari terakhir. Dari pantauan di lapangan, masih terjadi antrean kendaraan di sejumlah SPBU di Kota Pontianak untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, seperti di SPBU di Jalan Peralel Jembatan Kapuas I, Budi Utomo, Uray Bawadi, Pancasila, Jalah Ahmad Yani, dan Teuku Umar.

Ilyas (28), salah seorang warga sungai jawi , Kecamatan Pontianak Timur, mengatakan, hari ini masih harus antre di SPBU untuk mendapatkan premium. ”Alhamdulillah, saya cuma antre 10 menit, tidak seperti dua hari lalu butuh tiga jam baru dapat premium tidak seperti beberapa hari yang lalu, saya harus mengantri beberapa jam baru mandapatkan BBM itu pun hanya pertamak.” kata ayah tiga anak tersebut. Krisis bahan bakar tidak lagi terjadi karena selain sulit mendapatkan BBM dampaknya juga cukup besar terhadap masyarakat kecil. Meskipun pasokan BBM dari Pertamina sudah normal, butuh empat hingga tujuh hari ke depan baru berjalan normal dalam artian tidak ada lagi antrean panjang. Hal ini terjadi dikarenakan kapal yang mengankut BBm ynag akan dibawa ke Pontianak mengalami kemacetan di laut dan ditambah lagi dengan pasang surut air disungai kapuas ini membuat kapal yang akan masuk menjadi bermasalah.

Beberapa daerah juga mengalami kondisi kritis BBM. Hal itu terjadi karena kapal pengangkut ke daerah tersebut dialihkan untuk mengantisipasi kekurangan BBM di Kalbar akibat tertutupnya alur Sungai Kapuas karena tenggelamnya Kapal Layar Motor Rahmatia Santosa. Karena tenggelamnya kapal tersebut proses keluar masuk BBM menjadi terganggu sehingga mengakibatkan pasokan BBm yang ada di Pontianak menjadi tidak stabil. Oleh karena itu banyak masyarakat mengharapkan agar pemerintah cepat menyelasaikan masalah yang terjadi ini seperti yang diungkapakan oleh Ahmad Yani (45), salah seorang warga jalan Martadinata mengatakan bahwa “saya mengharapakan agar pemerintah cepat meyelasaikan masalah yang menggangu kelancaran pasokan BBM yang ada di Pontianak ini karean hal seperti ini dapat menyebabkan berbagai masalah baru bagi masyarakat. Contohnya saja sekang ini masyarakat menjadi sulit untuk mendapatkan BBM dan diseluruh jalan selalu terjadi kemacetan diakibatkan banyaknya warga yang mengantri BBM”.

Sekarang ini BBM semakin menjerit apalagi setelah BBM sulit didapat di Pertamina. Harga eceran bahan bakar minyak jenis pertamak di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat tembus sebesar Rp12 ribu/liter, karena pasokan BBM di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di kota itu mengalami keterlambatan . Sales Area Manajer Pertamina Kalbar Ibnu Chouldum di Pontianak, Minggu saat diwawancarai wartawan Metro TV mengatakan meski alur muara Sungai Kapuas sudah kembali lancar sejak, Sabtu (5/3) kemarin, namun tanker pengangkut BBM jenis premium tidak bisa masuk ke Pontianak akibat air sungai sedang surut."Mudah-mudahan, malam ini air sungai mengalami pasang, sehingga tanker pengakut BBM bisa berlabuh di Depot Siantan," katanya. Udin salah seorang pemilik kios pengecer mengatakan, pihaknya terpaksa menjual pertamak seharga Rp12 ribu/liter, karena untuk mendapatkan BBM itu butuh antri lebih dari dua jam menggunakan kendaraan roda duanya. "Apalagi di sejumlah SPBU di Pontianak rata-rata tutup karena kehabisan stok BBM jenis premium maupun pertamak," ujarnya.

Susi salah seorang petugas SPBU Jeruju Jalan Komodor Yos Sudarso mengatakan, di SPBU tempat ia bekerja sejak, Sabtu (5/3) kemarin tidak mendapat pasokan BBM jenis premium dan pertamak. "Saya tidak tahu kenapa. Saya cuma karyawan, kalau solar ada," ujarnya. Ia juga tampak sibuk melayani pertanyaan pemilik sepeda motor yang terlanjur mendorong kendaraannya masuk ke areal SPBU itu. Kios-kios pengecer di kawasan Jalan Kom Yos Soedarso juga banyak yang tutup, malah kebanyakan mereka membaringkan jeriken premium dan pertamak karena telah kosong. Sales Area Manajer Pertamina Kalbar menambahkan, permintaan BBM jenis pertamax di provinsi itu dalam dua pekan terakhir meningkat lima kali lipat atau dari 20 ton menjadi 100 ton/hari. "Meningkatnya permintaan BBM jenis pertamak karena stok premium di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum cepat habis," ujarnya. Ibnu menjelaskan, untuk antisipasi meningkatnya permintaan BBM tidak bersubsidi itu pihaknya telah menambah pasokan BBM jenis pertamak.

Rusmarini

0 komentar:

Posting Komentar