Minggu, 15 Mei 2011 | By: Menulis Itu Mudah....

Demi Anak, Rela Jual Tanah untuk Biaya Pengobatan

OLEH: MELIYANI

Culok, putra sulung dari pasangan oda dan tutun perlu dana operasi.Ia mengalami kecelakan akibat terlindas motor ayahnya sendiri lima bulan yang lalu. Tidak banyak yang bisa diperbuat orangtuanya. Penghasilan kedua orangtuanya hanya cukup untuk makan.

Wajah oda ayah dari culok,sedikit agak lesu, rambut acak-acakan dengan kaki sebelahnya sedikit terangkat, dan tanpa memakai baju. Bahkan beberapa kali ia tampak menghapus air mata, yang membasahi pipinya, sempat beberapa kali ia tampak bingung saat akan menjawab ketika ditanyai, hanya sesekali ia mengusap-usap kepalanya.

“ saya sudah sedikit lupa kapan persisnya kejadian itu, saya juga bingung harus mulai menceritkakanya dari mana ” ujar laki-laki yang tampak sedikit tua dari usianya itu. “ Pastinya anak saya terlindas motor saya saat ia naik diatas motor yang pagi itu sengaja saya panaskan karena saya akan pergi mengantar anak saya kesekolah” tambahnya. Sabtu (2/4).

Setelah menghela nafas, dan mengusap wajahnya seolah menguatkan diri iapun mulai bercerita sambil terpaksa mengingat kejadian memilukan yang menimpa anaknya, kira-kira lima bulan yang lalu, waktu itu anak saya yang sudah memakai seragam sekolah naik di atas motor yang sedang saya panaskan, saya tidak melihat anak saya, karena sehabis menyalakan motor saya masuk ke dalam untuk mengambil baju, istri saya juga tidak melihat karena ia sedang mencuci dibelakang, entah bagaimana persisnya, mungkin anak saya menginjak gigi motor dan ia menarik gasnya, saya mendengar suara tarikan gas itu sangat kuat, setelah itu saya mendengar seperti ada suara benturan keras, saya lekas keluar dan saya melihat anak saya yang sudah tertimpa motor dengan posisi kepalanya berada dibawah ban motor, saya melihat darah yang keluar begitu banyak dari bagian samping kepalanya, saya langsung berteriak memanggil istri saya, dan kami langsung memabawa anak saya yang saat itu tidak sadarkan diri kerumah sakit. Saya tidak tahu sebenarnya kepala anak saya itu terkena bagian motor yang mana, saya terkejut dan shock saat dokter mengatakan temurung kepala anak saya retak cukup besar, saat itu anak saya koma selama beberapa hari, saya sempat putus asa melihat kondisi anak saya itu. Saya bingung mau pinjam uang kemana untuk mengobati anak saya itu. Tapi saya sedikit lega setelah beberapa hari koma akhirnya anak saya sadar. Karena tak memilki biaya lagi, saya memutuskan untuk merawat anak saya dirumah sementara saya mencari uang untyk melanjutkan pengobatan.
“ sekarang saya bersama istri lebih memfokuskan pada pengobatan anak saya dirumah sakit serukam, rumah sakit itu yang paling dekat dengan rumah saya, jadi bisa sedikit mengurangi ongkos, jadi uang untuk biaya berobat anak saya tidak diganggu untuk bayar ongkos.”.

“ saya merasa bersyukur sanak saudara dan tetangga saya juga mau ikut membantu memberi sumbangan untuk anak saya, tetapi itulah, biaya yang diperlukan untuk operasi sangat banyak, sekarang hanya sesekali kalau ada uang saya mengantar anaknya untuk berobat, maklumlah pendapatan saya sebagai seorang penyadap karet hanya cukup untuk makan saja, belum lagi untuk membayr kredit motor yang biasa saya gunakan untuk pergi bekerja, karena kebun karet tempat saya menyadap jauh sekali dari rumah. Kebun karet itupun bukan milki saya, tapi milik orang yang saya minta untuk menyadapnya, dengan cara bagi hasil “ tambah laki-laki yang tinggal di dusun aping kecamatan samalantan kabupaten bengkayang itu.

“ sekarang saja rumah tanah peninggalan orang tua saya terpaksa saya jual, untuk pengobatan anak saya, saya menyesal sekali jika mengingat kejadian itu, sekarang anak saya juga tidak dapat melanjutkan sekolah karena benturan dikepalanya menyebabkan anak saya smengalami kesulitan untuk berakifitas, selain itu dokter menyarankan agar saya harus ekstra hati-hati menjaga anak saya, karena itu saya sangat khawatir jika anak saya harus tetap sekolah, saya takut kalau-kalau saat bermain bersama temannya, kepalanya tanpa sengaja terbentur temannya atau yang lainnya.

Sekarang saya hanya bisa berdoa semoga anak saya bisa kuat, saya berharap ada orang atau donator yang mau membantu saya mengobati anak saya itu, kasian, dia masih kecil, masa depannya masih panjang, saya rela menjual apa saja jika itu bisa mengobati anak saya. Katanya.

0 komentar:

Posting Komentar